A. Sistematika Pertolongan Pertama
Secara umum
urutan Pertolongan Pertama pada korban kecelakaan adalah :
1.
Jangan Panik
Berlakulah cekatan tetapi tetap tenang. Apabila kecelakaan
bersifat massal, korban-korban yang mendapat luka ringan dapat dikerahkan untuk
membantu dan pertolongan diutamakan diberikan kepada korban yang menderita luka
yang paling parah tapi masih mungkin untuk ditolong.
2.
Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya.
Pentingnya menjauhkan dari sumber kecelakaannya adalah untuk
mencegah terjadinya kecelakan ulang yang akan memperberat kondisi korban.
Keuntungan lainnya adalah penolong dapat memberikan pertolongan dengan tenang
dan dapat lebih mengkonsentrasikan perhatiannya pada kondisi korban yang
ditolongnya. Kerugian bila dilakukan secara tergesa-gesa yaitu dapat
membahayakan atau memperparah kondisi korban.
3.
Perhatikan pernafasan dan denyut
jantung korban.
4.
Bila pernafasan penderita berhenti segera kerjakan pernafasan
bantuan.
5.
Pendarahan.
Pendarahan yang keluar pembuluh darah besar dapat membawa
kematian dalam waktu 3-5 menit. Dengan menggunakan saputangan atau kain yang
bersih tekan tempat pendarahan kuat-kuat kemudian ikatlah saputangan tadi
dengan dasi, baju, ikat pinggang, atau apapun juga agar saputangan tersebut
menekan luka-luka itu. Kalau lokasi luka memungkinkan, letakkan bagian
pendarahan lebih tinggi dari bagian tubuh.
6.
Perhatikan tanda-tanda shock.
Korban-korban ditelentangkan dengan bagian kepala lebih
rendah dari letak anggota tubuh yang lain. Apabila korban muntah-muntah dalm
keadaan setengah sadar, baringankan telungkup dengan letak kepala lebih rendah
dari bagian tubuh yang lainnya. Cara ini juga dilakukan untuk korban-korban
yang dikhawatirkan akan tersedak muntahan, darah, atau air dalam paru-parunya.
Apabila penderita mengalami cidera di dada dan penderita sesak nafas (tapi
masih sadar) letakkan dalam posisi setengah duduk.
7.
Jangan memindahkan korban secara terburu-buru.
8.
Korban tidak boleh dipindahakan dari
tempatnya sebelum dapat dipastikan jenis dan keparahan cidera yang dialaminya
kecuali bila tempat kecelakaan tidak memungkinkan bagi korban dibiarkan
ditempat tersebut. Apabila korban hendak diusung terlebih dahulu pendarahan
harus dihentikan serta tulang-tulang yang patah dibidai. Dalam mengusung korban
usahakanlah supaya kepala korban tetap terlindung dan perhatikan jangan sampai
saluran pernafasannya tersumbat oleh kotoran atau muntahan.
9.
Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan.
Setelah dilakukan pertolongan pertama pada korban setelah
evakuasi korban ke sentral pengobatan, puskesmas atau rumah sakit. Perlu
diingat bahwa pertolongan pertama hanyalah sebagai life saving dan
mengurangi kecacatan, bukan terapi. Serahkan keputusan tindakan selanjutnya
kepada dokter atau tenaga medis yang berkompeten.
IV. KASUS-KASUS
KECELAKAAN ATAU GANGGUAN DALAM KEGIATAN ALAM TERBUKA
Berikut adalah
kasus-kasus kecelakaan atau gangguan yang sering terjadi dalam kegiatan di alam
terbuka berikut gejala dan penanganannya:
a. Pingsan (Syncope/collapse) yaitu hilangnya
kesadaran sementara karena otak kekurangan O2, lapar, terlalu banyak
mengeluarkan tenaga, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh), hiploglikemia,
animea.
Gejala
1. Perasaan limbung
2. Pandangan berkunang-kunang
3. Telinga berdenging
4. Nafas tidak teratur
5. Muka pucat
6. Biji mata melebar
7. Lemas
8. Keringat dingin
9. Menguap berlebihan
10. Tak respon (beberapa menit)
11. Denyut nadi lambat
Penanganan
1.
Baringkan korban dalam posisi
terlentang
2.
Tinggikan tungkai melebihi tinggi
jantung
3.
Longgarkan pakaian yang mengikat dan
hilangkan barang yang menghambat pernafasan
4.
Beri udara segar
5.
Periksa kemungkinan cedera lain
6.
Selimuti korban
7.
Korban diistirahatkan beberapa saat
8.
Bila tak segera sadar >> periksa nafas dan nadi
>> posisi stabil >> Rujuk ke instansi kesehatan
b. Dehidrasi yaitu suatu
keadaan dimana tubuh mengalami kekurangan cairan. Hal ini terjadi apabila
cairan yang dikeluarkan tubuh melebihi cairan yang masuk. Keluarnya cairan ini
biasanya disertai dengan elektrolit (K, Na, Cl, Ca). Dehidrasi disebabkan
karena kurang minum dan disertai kehilangan cairan/banyak keringat karena udara
terlalu panas atau aktivitas yang terlalu berlebihan.
Gejala dan tanda dehidrasi
Dehidrasi ringan
a) Defisit cairan 5% dari berat badan
b) Penderita merasa haus
c)
Denyut nadi lebih dari 90x/menit
Dehidrasi sedang
a)
Defisit cairan antara 5-10% dari
berat badan
b)
Nadi lebih dari 90x/menit
c)
Nadi lemah
d)
Sangat haus
Dehidrasi berat
a)
Defisit cairan lebih dari 10% dari berat badan
b)
Hipotensi
c)
Mata cekung
d)
Nadi sangat lemah, sampai tak terasa
e)
Kejang-kejang
Penanganan
1.
Mengganti cairan yang hilang dan
mengatasi shock
2.
mengganti elektrolit yang lemah
3.
Mengenal dan mengatasi komplikasi
yang ada
4.
Memberantas penyebabnya
5.
Rutinlah minum jangan tunggu haus
c. Asma yaitu penyempitan/gangguan saluran
pernafasan.
Gejala
a)
Sukar bicara tanpa berhenti, untuk menarik nafas
b)
Terdengar suara nafas tambahan
c)
Otot Bantu nafas terlihat menonjol
(dileher)
d)
Irama nafas tidak teratur
e)
Terjadinya perubahan warna kulit
(merah/pucat/kebiruan/sianosis)
f)
Kesadaran menurun (gelisah/meracau)
Penanganan
1.
Tenangkan korban
2.
Bawa ketempat yang luas dan sejuk
3.
Posisikan ½ duduk
4.
Atur nafas
5.
Beri oksigen (bantu) bila diperlukan
d. Pusing/Vertigo/Nyeri Kepala yaitu sakit kepala
yang disebabkan oleh kelelahan, kelaparan, gangguan kesehatan dll.
Gejala
a) Kepala terasa nyeri/berdenyut
b) Kehilangan keseimbangan tubuh
c) Lemas
Penanganan
1.
Istirahatkan korban
2.
Beri minuman hangat
3.
beri obat bila perlu
4.
Tangani sesuai penyebab
e. Maag/Mual yaitu gangguan lambung/saluran
pencernaan.
Gejala
a) Perut terasa nyeri/mual
b) Berkeringat dingin
c) Lemas
Penanganan
1.
Istirahatkan korban dalam posisi
duduk ataupun berbaring sesuai kondisi korban
2.
Beri minuman hangat (teh/kopi)
3.
Jangan beri makan terlalu cepat
f. Lemah jantung yaitu nyeri jantung yang disebabkan
oleh sirkulasi darah kejantung terganggu atau terdapat kerusakan pada jantung.
Gejala
a) Nyeri di dada
b)
Penderita memegangi dada sebelah kiri bawah dan sedikit
membungkuk
c) Kadang sampai tidak merespon terhadap suara
d) Denyut nadi tak teraba/lemah
e) Gangguan nafas
f)
Mual, muntah, perasaan tidak enak di
lambung
g) Kepala terasa ringan
h) Lemas
i)
Kulit berubah pucat/kebiruan
j)
Keringat berlebihan
Tidak semua nyeri pada dada adalah sakit jantung. Hal itu bisa terjadi karena gangguan pencernaan, stress,
tegang.
Penanganan
1.
Tenangkan korban
2.
Istirahatkan
3.
Posisi ½ duduk
4.
Buka jalan pernafasan dan atur nafas
5.
Longgarkan pakaian dan barang barang yang mengikat pada
badan
6.
Jangan beri makan/minum terlebih dahulu
7.
Jangan biarkan korban sendirian (harus ada orang lain
didekatnya)
f. Histeria yaitu sikap berlebih-lebihan yang
dibuat-buat (berteriak, berguling-guling) oleh korban; secara kejiwaan mencari
perhatian.
Gejala
a) Seolah-olah hilang kesadaran
b) Sikapnya berlebihan (meraung-raung, berguling-guling di
tanah)
c)
Tidak dapat bergerak/berjalan tanpa sebab yang jelas
Penanganan
1.
Tenangkan korban
2.
Pisahkan dari keramaian
3.
Letakkan di tempat yang tenang
4.
Awasi
g. Mimisan yaitu pecahnya pembuluh darah di dalam
lubang hidung karena suhu ekstrim (terlalu panas/terlalu dingin)/kelelahan/benturan.
Gejala
a)
Dari lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri
b)
Korban sulit bernafas dengan hidung karena lubang hidung
tersumbat oleh darah
c) Kadang disertai pusing
Penanganan
1.
Bawa korban ke tempat sejuk/nyaman
2.
Tenangkan korban
3.
Korban diminta menunduk sambil menekan cuping hidung
4.
Diminta bernafas lewat mulut
5.
Bersihkan hidung luar dari darah
6.
Buka setiap 5/10 menit. Jika masih
keluar ulangi tindakan Pertolongan Pertama
h. Kram yaitu otot yang mengejang/kontraksi
berlebihan.
Gejala
a) Nyeri pada otot
b) Kadang disertai bengkak
Penanganan
1.
Istirahatkan
2.
Posisi nyaman
3.
Relaksasi
4.
Pijat berlawanan arah dengan
kontraksi
i. Memar yaitu pendarahan yang terdi di lapisan bawah
kulit akibat dari benturan keras.
Gejala
a) Warna kebiruan/merah pada kulit
b) Nyeri jika di tekan
c) Kadang disertai bengkak
Penanganan
1.
Kompres dingin
2.
Balut tekan
3.
Tinggikan bagian luka
J. Keseleo yaitu pergeseran yang terjadi pada
persendian biasanya disertai kram.
Gejala
a) Bengkak
b) Nyeri bila tekan
c) Kebiruan/merah pada derah luka
d) Sendi terkunci
e) Ada perubahan bentuk pada sendi
Penanganan
1.
Korban diposisikan nyaman
2.
Kompres es/dingin
3.
Balut tekan dengan ikatan 8 untuk mengurangi pergerakan
4.
Tinggikan bagian tubuh yang luka
k. Luka yaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas
jaringan secara tiba-tiba karena kekerasan/injury.
Gejala
a) Terbukanya kulit
b) Pendarahan
c) Rasa nyeri
Penanganan
1.
Bersihkan luka dengan antiseptic (alcohol/boorwater)
2.
Tutup luka dengan kasa steril/plester
3.
Balut tekan (jika pendarahannya besar)
4.
Jika hanya lecet, biarkan terbuka untuk proses
pengeringan luka
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
menangani luka:
1.
Ketika memeriksa luka: adakah benda asing, bila ada:
a)
Keluarkan tanpa menyinggung luka
b)
Kasa/balut steril (jangan dengan
kapas atau kain berbulu)
c)
Evakuasi korban ke pusat kesehatan
2.
Bekuan darah: bila sudah ada bekuan
darah pada suatu luka ini berarti luka mulai menutup. Bekuan tidak boleh
dibuang, jika luka akan berdarah lagi.
l. Pendarahan yaitu keluarnya darah dari saluran
darah kapan saja, dimana saja, dan waktu apa saja. Penghentian darah dengan
cara
1.
Tenaga/mekanik, misal menekan, mengikat, menjahit dll
2.
Fisika:
a) Bila dikompres dingin akan mengecil dan mengurangi
pendarahan
b)
Bila dengan panas akan terjadinya penjedalan dan
mengurangi
3.
Kimia: Obat-obatan
4.
Biokimia: vitamin K
5.
Elektrik: diahermik
m. Patah Tulang/fraktur yaitu rusaknya jaringan
tulang, secara keseluruhan maupun sebagian
Gejala
a) Perubahan bentuk
b) Nyeri bila ditekan dan kaku
c) Bengkak
d) Terdengar/terasa (korban) derikan tulang yang retak/patah
e) Ada memar (jika tertutup)
f)
Terjadi pendarahan (jika terbuka)
Jenisnya
a) Terbuka (terlihat jaringan luka)
b) Tertutup
Penanganan
Tenangkan korban jika sadar
Untuk patah tulang tertutup
1.
Periksa Gerakan (apakah bagian tubuh yang luka
bisa
digerakan/diangkat)
Sensasi (respon nyeri)
Sirkulasi (peredaran darah)
- Ukur bidai disisi yang sehat
- Pasang kain pengikat bidai melalui sela-sela tubuh bawah
- Pasang bantalan didaerah patah tulang
- Pasang bidai meliputi 2 sendi disamping luka
- Ikat bidai
- Periksa GSS
Untuk patah tulang terbuka
1.Buat pembalut cincin untuk menstabilkan posisi tulang yang
mencuat
2.Tutup tulang dengan kasa steril, plastik, pembalut cincin
3.Ikat dengan ikatan V
4.Untuk selanjutnya ditangani seperti pada patah tulang
tertutup
Tujuan Pembidaian
- Mencegah pergeseran tulang yang patah
- memberikan istirahat pada anggota badan yang patah
- mengurangi rasa sakit
- Mempercepat penyembuhan
n. Luka Bakar yaitu luka yangterjadi akibat sentuhan
tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas (api, air panas, listrik, atau
zat-zat yang bersifat membakar)
Penanganan
1.
Matikan api dengan memutuskan suplai
oksigen
2.
Perhatikan keadaan umum penderita
3.
Pendinginan
4. Membuka pakaian penderita/korban
5. Merendam dalam air atau air mengalir selama 20 atau 30
menit. Untuk daerah wajah, cukup dikompres air
6.
Mencegah infeksi
a)
Luka ditutup dengan perban atau kain bersih kering yang
tak dapat melekat pada luka
b) Penderita dikerudungi kain putih
c)
Luka jangan diberi zat yang tak larut dalam air seperti
mentega, kecap dll
7.
Pemberian sedative/morfin 10 mg im
diberikan dalam 24 jam sampai 48 jam pertama
8.
Bila luka bakar luas penderita diKuasakan
9.
Transportasi kefasilitasan yang lebih lengkap sebaiknya
dilakukan dalam satu jam bila tidak memungkinkan masih bisa dilakukan dalam
24-48 jam pertama dengan pengawasan ketat selama perjalanan.
10. Khusus untuk
luka bakar daerah wajah, posisi kepala harus lebih tinggi dari tubuh.
o. Hipotermia yaitu suhu tubuh menurun karena
lingkungan yang dingin
Gejala
a) Menggigil/gemetar
b) Perasaan melayang
c) Nafas cepat, nadi lambat
d) Pandangan terganggu
e)
Reaksi manik mata terhadap rangsangan cahaya lambat
Penanganan
1.
Bawa korban ketempat hangat
2.
Jaga jalan nafas tetap lancar
3.
Beri minuman hangat dan selimut
4.
Jaga agar tetap sadar
5.
Setelah keluar dari ruangan, diminta
banyak bergerak (jika masih kedinginan)
p. Keracunan makanan atau minuman
Gejala
a) Mual, muntah
b) Keringat dingin
c) Wajah pucat/kebiruan
Penanganan
1.
Bawa ke tempat teduh dan segar
2.
Korban diminta muntah
3.
Diberi norit
4.
Istirahatkan
5.
Jangan diberi air minum sampai kondisinya lebih baik
q. Gigitan binatang g igitan binatang dan sengatan,
biasanya merupakan alat dari binatang tersebut untuk mempertahankan diri dari
lingkungan atau sesuatu yang mengancam keselamatan jiwanya. Gigitan binatang
terbagi menjadi dua jenis; yang berbisa (beracun) dan yang tidak memiliki bisa.
Pada umumnya resiko infeksi pada gigitan binatang lebih besar daripada luka
biasa.
Pertolongan Pertamanya adalah:
a)
Cucilah bagian yang tergigit dengan air hangat dengan
sedikit antiseptik
b)
Bila pendarahan, segera dirawat dan kemudian dibalut
Ada beberapa
jenis binatang yang sering menimbulkan ganguan saat melakukan kegiatan di alam
terbuka, diantaranya:
1. Gigitan Ular
Tidak semua ular berbisa, akan tetapi hidup penderita/korban
tergantung pada ketepatan diagnosa, maka pad keadaan yang meragukan ambillah
sikap menganggap ular tersebut berbisa. Sifat bisa/racun ular terbagi menjadi
3, yaitu:
1.
Hematotoksin (keracunan dalam)
2.
Neurotoksin (bisa/racun menyerang
sistem saraf)
3.
Histaminik (bisa menyebabkan alergi
pada korban)
Nyeri yang sangat dan pembengkakan dapat timbul pada
gigitan, penderita dapat pingsan, sukar bernafas dan mungkin disertai muntah.
Sikap penolong yaitu menenangkan penderita adalah sangat penting karena
rata-rata penderita biasanya takut mati.
Penanganan untuk Pertolongan Pertama:
1.
Telentangkan atau baringkan penderita dengan bagian yang
tergigit lebih rendah dari jantung.
2.
Tenangkan penderita, agar penjalaran bisa ular tidak
semakin cepat
3.
Cegah penyebaran bias penderita dari daerah gigitan
a) Torniquet
di bagian proximal daerah gigitan pembengkakan untuk membendung sebagian aliran
limfa dan vena, tetapi tidak menghalangi aliran arteri. Torniquet /
toniket dikendorkan setiap 15 menit selama + 30 detik
b) Letakkan daerah gigitan dari tubuh
c) Berikan kompres es
d) Usahakan penderita setenang mungkin bila perlu diberikan
petidine 50 mg/im untuk menghilangkan rasa nyeri
4.
Perawatan luka
a)
Hindari kontak luka dengan larutan asam Kmn 04, yodium
atau benda panas
b)
Zat anestetik disuntikkan sekitar luka jangan kedalam
lukanya, bila perlu pengeluaran ini dibantu dengan pengisapan melalui breastpump
sprit atau dengan isapan mulut sebab bisa ular tidak berbahaya bila ditelan
(selama tidak ada luka di mulut).
5.
Bila memungkinkan, berikan suntikan
anti bisa (antifenin)
6.
Perbaikan sirkulasi darah
1.
Kopi pahit pekat
2.
Kafein nabenzoat 0,5 gr im/iv
3.
Bila perlu diberikan pula
vasakonstriktor
7.
Obat-obatan lain
1.
Ats
2.
Toksoid tetanus 1 ml
3.
Antibiotic misalnya: PS 4:1
2. Gigitan Lipan
Ciri-ciri
1.
Ada sepasang luka bekas gigitan
2.
Sekitar luka bengkak, rasa terbakar, pegal dan sakit biasanya
hilang dengan sendirinya setelah 4-5 jam
Penanganan
1.
Kompres dengan yang dingin dan cuci
dengan obat antiseptik
2.
Beri obat pelawan rasa sakit, bila
gelisah bawa ke paramedik
3. Gigitan Lintah dan Pacet
Ciri-ciri
1.
Pembengkakan, gatal dan kemerah-merahan (lintah)
Penanganan
1.
Lepaskan lintah/pacet dengan bantuan
air tembakau/air garam
2.
Bila ada tanda-tanda reaksi kepekaan, gosok dengan obat
atau salep anti gatal
4. Sengatan
Lebah/Tawon dan Hewan Penyengat lainnya
Biasanya sengatan ini kurang berbahaya walaupun bengkak,
memerah, dan gatal. Namun beberapa sengatan pada waktu yang sama dapat
memasukkan racun dalam tubuh korban yang sangat menyakiti.
Perhatian:
a) Dalam hal sengatan lebah, pertama cabutlah sengat-sengat itu
tapi jangan menggunakan kuku atau pinset, Anda justru akan lebih banyak
memasukkan racun kedalam tubuh. Cobalah mengorek sengat itu dengan mata pisau
bersih atau dengan mendorongnya ke arah samping
b) Balutlah bagian yang tersengat dan basahi dengan larutan
garam inggris.
V. EVAKUASI KORBAN
Adalah salah satu tahapan dalam Pertolongan Pertama yaitu
untuk memindahkan korban ke lingkungan yng aman dan nyaman untuk mendapatkan
pertolongan medis lebih lanjut.
Prinsip Evakuasi
1.
Dilakukan jika mutlak perlu
2.
Menggunakan teknik yang baik dan benar
3.
Penolong harus memiliki kondisi fisik yang prima dan
terlatih serta memiliki semangat untuk menyelamatkan korban dari bahaya yang
lebih besar atau bahkan kematian
Alat Pengangutan
Dalam melaksanakan proses evakusi korban ada beberapa cara
atau alat bantu, namun hal tersebut sangat tergantung pada kondisi yang
dihadapi (medan, kondisi korban ketersediaan alat). Ada dua macam alat
pengangkutan, yaitu:
1. Manusia
Manusia sebagai pengangkutnya langsung. Peranan dan jumlah
pengangkut mempengaruhi cara angkut yang dilaksanakan.
Bila satu orang
maka penderita dapat:
a) Dipondong : untuk korban ringan dan anak-anak
b) Digendong : untuk korban sadar dan tidak terlalu berat serta
tidak patah tulang
c)
Dipapah : untuk korban tanpa luka di bahu atas
d) Dipanggul/digendong
e) Merayap posisi miring
Bila dua orang
maka penderita dapat:
Maka
pengangkutnya tergantung cidera penderita tersebut dan diterapkan bila korban
tak perlu diangkut berbaring dan tidak boleh untuk mengangkut korban patah
tulang leher atau tulang punggung.
a)
Dipondong : tangan lepas dan tangan berpegangan
b)
Model membawa balok
c)
Model membawa kereta
2. Alat bantu
a)
Tandu permanen
b)
Tandu darurat
c)
Kain keras/ponco/jaket lengan panjang
d)
Tali/webbing
Persiapan
Yang perlu diperhatikan:
1. Kondisi korban memungkinkan
untuk dipindah atau tidak berdasarkan penilaian kondisi dari: keadaan
respirasi, pendarahan, luka, patah tulang dan gangguan persendian
2. Menyiapkan personil untuk pengawasan
pasien selama proses evakuasi
3. Menentukan lintasan evakusi serta tahu arah dan tempat
akhir korban diangkut
4. Memilih alat
5. Selama pengangkutan jangan ada
bagian tuhuh yang berjuntai atau badan penderita yang tidak daolam posisi benar
VI. FARMAKOLOGI
Farmakologi
adalah pengetahuan mengenai obat-obatan. Yang dibahas disini hanya sekedar
obat-obatan standar yang sering dibutuhkan dalam Kegiatan Alam Terbuka.
NO
|
Nama
Obat
|
Kegunaan
|
1
|
CTM
|
Alergi, obat tidur
|
2
|
Betadine
|
Antiseptik
|
3
|
Povidone Iodine
|
Antiseptik
|
4
|
Neo Napacyne
|
Asma, sesak nafas
|
5
|
Asma soho
|
Asma,sesak nafas
|
6
|
Konidin
|
Batuk
|
7
|
Oralit
|
Dehidrasi
|
8
|
Entrostop
|
Diare
|
9
|
Demacolin
|
Flu, batuk
|
10
|
Norit
|
Keracunan
|
11
|
Antasida doen
|
Maag
|
12
|
Gestamag
|
Maag
|
13
|
Kina
|
Malaria
|
14
|
Oxycan
|
Memberi tambahan oksigen murni
|
15
|
Damaben
|
Mual
|
16
|
Feminax
|
Nyeri haid
|
17
|
Spasmal
|
Nyeri haid
|
18
|
Counterpain
|
Pegal linu
|
19
|
Alkohol 70%
|
Pembersih luka/antiseptic
|
20
|
Rivanol
|
Pembersih luka/antiseptic
|
21
|
Chloroetil (obat semprot luar)
|
Pengurang rasa sakit
|
22
|
Pendix
|
Pengurang rasa sakit
|
23
|
Antalgin
|
Pengurang rasa sakit, pusing
|
24
|
Paracetamol
|
Penurun panas
|
25
|
Papaverin
|
Sakit perut
|
26
|
Vitamin C
|
Sariawan
|
27
|
Dexametason
|
Sesak nafas
|
Sumber : Materi
Latihan PP Ospek. KSR PMI Unit UNSOED Purwokerto.2006
VII. PENUTUP
Pertolongan Pertama adalah sebagai suatu tindakan
antisipatif dalam keadaan darurat namun memiliki dampak yang sangat besar bagi
penderita atau korban. Kesalahan diagnosa dan penanganan dapat mendatangkan
bahaya yang lebih besar, cacat bahkan kematian. Satu hal yang perlu diingat
adalah Pertolongan Pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan
terhadap korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk sebelum
si korban mendapatkan perawatan dari tenaga medis resmi. Jadi tindakan
Pertolongan Pertama (PP) ini bukanlah tindakan pengobatan sesungguhnya dari
suatu diagnosa penyakit agar si penderita sembuh dari penyakit yang dialami.
Serahkan penanganan selanjutnya (bila diperlukan) pada dokter atau tenaga medis
yang berkompeten.
http://pasmajaya.wordpress.com/2008/01/13/pertolongan-pertama-pada-kecelakaan-dalam-kegiatan-alam-terbuka/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar